Para
pengemar ayam pasti sudah tahu beberapa tentang penyakit ayam, akan tetapi banyak juga yang tidak
tahu. Disini kita bisa membahas beberapa tentang penyakit ayam.
- Pilek (Snot atau Coryza)
Penyakit ini sering muncul pada saat
peralihan musim, penyebaran penyakit ini sangatlah mudah dikarenakan bisa
melalui udara dan air minum. Meskipun penyakit ini tidak menyebabkan kematian
ada kalanya kondisi ayam akan menjadi kurang prima dan bobotnya berkurang atau
turun. Yang disebabkan oleh penyakit pilek yang mengandung bakteri haemophillus
galinrum.
Gejala
awalnya di tandai dengan keluarnya ingus encer dari lubang hidung dan berubah
menjadi kental kekuning serta berbau anyir, mata tampak sayu dan mengantuk dan
sering terjadinya pembengkakkan pada sekitar pelupuk mata. Kepala sering
digeleng-gelengkan, gemetar, dan berjalan sempoyongan, pernafasan terganggu
sering bersin-bersin dan terengah-engah seperti tercekik, ayam yang sakit
tampak pucat, lesu dan kehilangan nafsu makan meskipun sering minum.
Cara
mengobatinya dengan cara mengkaratina atau menyendirikan ayam yang sakit dalam
kandang akan tetapi kandang harus bersih, disemprot dan harus dijemur dibawah
terik matahari.
Ayam
sakit segera diobati dengan menyuntikkan Sterptomycin 200mg/ekor selama 3 hari
berturut-turut. Cara lain dengan memberikan obat, seperti Erithromycin,
Tetrasulfa, dan Neoterrymycin. Dosis pemberian sesuai dengan petunjuknya. Untuk
pencegahan, sebaiknya sejak kecil ayam disuntik dengan vaksin snot.
- Tetelo ( Castle Disease atau Geleng -geleng)
Tetelo
biasanya ini muncul dengan tiba-tiba dan menyerang ayam segala umur. Angka kematian
yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Karena penyakit ayam ini mudah menular melalui peralatan kandang serta lantai
kandang yang berdebu, kotor, dan lembap. Sisa pakan atau kotoran yang basah dan
berbau juga menjadi pemicu munculnya penyakit ini.
Tetelo disebabkan oleh serangan Tortor furens, yang dikenal dengan virus ND. Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan ayam terlihat lesu. Ayam lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung,berjalan mundur dan berusaha mematuki ayam lain. Ayam sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya, sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar (torticolis).
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah menghindari kontak fisik antara ayam sakit dengan ayam sehat. Pencegahan penularan dilakukan dengan membakar bangkai ayam sakit. Untuk mencegah terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil ayam divaksinasi dengan vaksin anti NCD
Tetelo disebabkan oleh serangan Tortor furens, yang dikenal dengan virus ND. Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan ayam terlihat lesu. Ayam lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung,berjalan mundur dan berusaha mematuki ayam lain. Ayam sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya, sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar (torticolis).
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah menghindari kontak fisik antara ayam sakit dengan ayam sehat. Pencegahan penularan dilakukan dengan membakar bangkai ayam sakit. Untuk mencegah terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil ayam divaksinasi dengan vaksin anti NCD
- Berak darah (coccidisis)
Penyakit
ini menyerang alat pencernaan, seperti usus halus dan usus buntu. Berak darah
akan berkembang biak dan merusak sel-sel epitel sehingga menyebabkan radang
pada usus. Lama-kelamaan alat pencernaan akan rusak, pecah, dan mengeluarkan
darah. Penularannya melalui pakan, air minum, peralatan kandang, kotoran, dan sisa
pakan yang membusuk. Lantai kandang basah juga menjadi penyebab munculnya
penyakit ini.
Berak darah disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejalanya antara lain ayam tampak lesu, pucat, mata sayu, tubuh lemah, dansayap menggantung. Nafsu makannya pun menurun. Selain itu, bulu terlihat berdiri dan kusam. Dubur basah dan kotor, sedangkan kotorannya encer, berlendir, bercampur dengan darah, dan berbau menyengat.
Ayam sakit segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang terpisah. Selain itu, lalat, tikus, burung gereja, dan ayam lain yang bermain di sekitar kandang perlu dihindari. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat, seperti Coccidiostat, Trisulfa Drops, dan Sulfamix. Dosis obat yang di pakai tercantum pada label kemasan. Setelah sehat, sebaiknya ayam tersebut tidak dicampur dengan ayam lain terlebih dahulu.
Berak darah disebabkan oleh protozoa Eimeria sp. Gejalanya antara lain ayam tampak lesu, pucat, mata sayu, tubuh lemah, dansayap menggantung. Nafsu makannya pun menurun. Selain itu, bulu terlihat berdiri dan kusam. Dubur basah dan kotor, sedangkan kotorannya encer, berlendir, bercampur dengan darah, dan berbau menyengat.
Ayam sakit segera dipisahkan dan ditempatkan di kandang terpisah. Selain itu, lalat, tikus, burung gereja, dan ayam lain yang bermain di sekitar kandang perlu dihindari. Pengobatan dilakukan dengan memberikan obat, seperti Coccidiostat, Trisulfa Drops, dan Sulfamix. Dosis obat yang di pakai tercantum pada label kemasan. Setelah sehat, sebaiknya ayam tersebut tidak dicampur dengan ayam lain terlebih dahulu.
- Berak kapur (pullorum)
Penularan
penyakit dapat diturunkan induk kepada anaknya sebelum menetas, sedangkan
penularan dari ayam lain melalui melalui kotoran, peralatan, mesin tetas, dan
kontak langsung dengan ayam sakit. Angka kematian tertinggi terjadi pada anak
ayam hingga mencapai 50%. Namun, ayam dewasa pun bisa terkena serangan penyakit
ini.
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Gejala yang terlihat adalah selera makan turun, bobot terus menyusut, tubuh lesu, menggigil, lemah, dan mengantuk. Ayam sakit mengalami mencret-mencret, sedangkan kloaka dan bulu-bulu di sekitarnya basah oleh kotoran encer bewarna hijau kecokelatan.
Ayam yang sudah sakit parah sebaiknya dibakar agar tidak menular ke ayam lain, sedangkan ayam sehat segera dipindahkan ke kandang lain yang sudah disemprotkan desinfekta. Peralatan kandang sebaiknya disterilkan dan ayam sehat segera diberi obat, seperti Furozalidone, Sulfonamida, Cotyvit Powder, dan Sulfamix.
Berak kapur disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Gejala yang terlihat adalah selera makan turun, bobot terus menyusut, tubuh lesu, menggigil, lemah, dan mengantuk. Ayam sakit mengalami mencret-mencret, sedangkan kloaka dan bulu-bulu di sekitarnya basah oleh kotoran encer bewarna hijau kecokelatan.
Ayam yang sudah sakit parah sebaiknya dibakar agar tidak menular ke ayam lain, sedangkan ayam sehat segera dipindahkan ke kandang lain yang sudah disemprotkan desinfekta. Peralatan kandang sebaiknya disterilkan dan ayam sehat segera diberi obat, seperti Furozalidone, Sulfonamida, Cotyvit Powder, dan Sulfamix.
- CRD (chronic respiratory disease)
Penyakit
pernapasan ini sebenarnya tidak ganas, tetapi bersifat kronis atau menahun
sehingga dapat belangsung hingga berbulan-bulan. Meskipun angka kematian akibat
penyakit ini kecil, tetapi biasanya diikuti oleh sekunder lain. Penularan
terjadi melalui kontak langsung dengan ayam sakit, pakan, air minum, atau
kandang. Penyakit ini mudah mewabah saat musim hujan.
CRD disebabkan oleh virus PPLO (Pleuro Pnemonia Like Organism). Gejala yang terlihat adalah lubang hidung mengeluarkan lendir, kental dan bewarna kuning. Akibatnya, ayam menjadi sulit bernafas dan berbunyi melengking saat bernafas, bersin-bersin, dan ngorok. Selain itu, muka tampak bengkak, lesu dan kandang mencret. Selera makan pun turun dan menyebabkan bobot menyusut drastis.
Ayam sakit harus dipindahkan ke kandang terpisah. Sanitasi kandang dan lingkungan harus selalu dijaga. Selain itu, kandang harus selalu mendapat sinar matahari dan udara segar. Demikian pula tempat pakan dan minum juga harus selalu dibersihkan. Untuk menambah daya tahan tubuh, pemberian vitamin perlu ditambahkan pada minumannya. Pengobatan dengan memberikan obat, seperti Streptomycin, Chlorcyclin, Lincomycin, dan Tylosin dengan dosis yang telah tertera pada label kemasan.
CRD disebabkan oleh virus PPLO (Pleuro Pnemonia Like Organism). Gejala yang terlihat adalah lubang hidung mengeluarkan lendir, kental dan bewarna kuning. Akibatnya, ayam menjadi sulit bernafas dan berbunyi melengking saat bernafas, bersin-bersin, dan ngorok. Selain itu, muka tampak bengkak, lesu dan kandang mencret. Selera makan pun turun dan menyebabkan bobot menyusut drastis.
Ayam sakit harus dipindahkan ke kandang terpisah. Sanitasi kandang dan lingkungan harus selalu dijaga. Selain itu, kandang harus selalu mendapat sinar matahari dan udara segar. Demikian pula tempat pakan dan minum juga harus selalu dibersihkan. Untuk menambah daya tahan tubuh, pemberian vitamin perlu ditambahkan pada minumannya. Pengobatan dengan memberikan obat, seperti Streptomycin, Chlorcyclin, Lincomycin, dan Tylosin dengan dosis yang telah tertera pada label kemasan.
Demikian informasinya, semoga membantu.
0 komentar:
Posting Komentar